AGAMA UNTUK KEDAMAIAN

AGAMA UNTUK KEDAMAIAN

Oleh: Hamka Haq

Agama diturunkan Tuhan Allah SWT agar manusia damai bahagia. Keridhaan Tuhan sebenarnya dapat saja kita raih dengan hidup berdampingan damai dengan orang yang tidak se iman. Tapi kenyataannya, manusia kadang jauh dari perdamaian. Maka lebih baik kita tidak beragama sama sekali, kalau agama hanya jadi kendaraan kebencian. Banyak orang beragama tapi tidak menyembah Tuhan, melainkan memberhalakan agama. Atas nama agama, mereka melakukan pelarangan terhadap agama lain.  Atas nama agama, membakar dan menyegel rumah ibadah umat agama lain. Atas nama agama, menghina tokoh agama lain dan merencanakan pembakaran Kitab Suci. Dengan demikian, agama bukan lagi milik Tuhan yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih bagi manusia ciptaan-Nya, yg Maha meridhai kedamaian, tetapi agama telah menjadi milik manusia penyebar kebencian.

Banyak orang menjadikan agama sebagai tujuan, padhal tujuan hakiki adalah ridha Tuhan, dan agama hanya jalan mecari ridha Tuhan dan ridha sesama manusia. Karena agama menjadi tujuannya, maka mereka tega menjual nama Tuhan dan menyebar kebencian demi agama dan demi agama.   Padahal, tujuan agama sebenarnya ialah ridha Tuhan dan ridha (damai) dgn sesama manusia. Dalam Islam Tuhan disebut Anta al-Salam (Engkau Tuhan Sumber sorga kedamaian), sedang dalam Kristen, Tuhan disebut bersermayam di Sorga;  sementara dalam Hindu Tuhan dipercaya mengabulkan semua ibadah umat manusia dari jalan mana pun mereka menuju kepada-Nya. Tapi kenyataannya sebahagian mereka menjadikan Tuhan sebagai sumber neraka kebencian di muka bumi. Hanya Tuhan Maha Tahu betapa laknat atas perbuatan mereka yang melecehkan Tuhan.

Sebenarnya, Tuhan tidak rugi jika manusia tdk menyembah-NYA, tetapi Tuhan sangatlah murka jika manusia saling bermusuhan, dengan alasan masing-masing pihak sama-sama mencari ridha Tuhan . Agama bukan untuk kebutuhan Tuhan, melainkan utk kebutuhan kedamaian dan kemaslahatan manusia sendiri. Karena itu, Tuhan akan murka jika manusia berperang dg alasan membela Tuhan. Padahal Tuhan yang hakiki tidak peru dibela, karena Tuhan Mahakuasa, bukan berhala yg lemah.   Sebab itu Tuhan pun tdk ridha diperalat jadi kendaraan kebencian dari orang-orang yang mengaku fanatik bergama, padahal hanya penyebar kebencian, kecemburuan, kedengkian dan haus darah.  Orang seperti ini menjual nama Tuhan di kalangan umat manusia, seolah-olah Tuhan menjadi dalang penghasut kebencian di muka bumi. Mereka lebih tepat disebut sebagai memberhalakan Tuhan ketimbang menyembah Tuhan.  Atau tegasnya mereka telah gagal dalam beragama.  Sekali lagi, Keridhaan Tuhan sebenarnya dapat saja kita raih dengan hidup berdampingan damai dengan orang yang tidak se iman.  Wa-‘Llahu a’lam bi ‘l-shawab.